BUKIT DOA WATOMITEN DI LEMBATA, PATUNG BUNDA MARIA DAN JALAN SALIB DENGAN PEMANDANGAN ILE BOLENG 2025-02-19 21:35

Bukit Doa Watomiten di Lembata, perpaduan wisata religi dan keindahan alam

 

Siapa mengira, tempat seteduh ini dulunya adalah perbukitan tandus penuh ilalang yang nyaris setiap tahun kebakaran. Bukit Doa Watomiten di Desa Bour Kecamatan Nubatukan Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kini telah menjelma menjadi tempat wisata religi yang meneduhkan jiwa dan raga. Rindangnya pepohonan dan hadirnya bunga-bunga membuat ibadat Jalan Salib yang biasa dilakukan di sini menjadi lebih nyaman.

 

Di atas bukit tandus ini kini ditanami bunga-bunga

 

Pemandangan indah di atas bukit

 

DEKAT DARI KOTA LEWOLEBA DAN BUKIT CINTA LEMBATA

Bukit Doa Watomiten berjarak +/-18 km dari pusat kota Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata, naik mobil ke arah barat daya butuh waktu +/-30 menit. Akses jalanannya mulus karena memang sudah dibangun. Akan melewati Bukit Cinta Lembata (BCL) terlebih dulu, lalu selang 5 menit atau jarak 2 km barulah tiba di Bukit Doa Watomiten.

 

ARSITEKNYA SEORANG MUSLIM

Kawasan seluas 40 hektar di ketinggian 140 mdpl ini baru dibangun menjadi taman doa pada 18 Mei 2013 oleh Yayasan Kasih Perduli Lembata beserta Pemerintah Kabupaten Lembata. Lahannya dihibahkan masyarakat, khususnya oleh Tuan Tanah Mans Wolor kepada Pemkab Lembata. Pemberkatan saat peletakan batu pertama dilakukan oleh Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung, dan beliau juga yang memberkati Bukit Doa dan Patung Bunda Maria Segala Bangsa saat sudah selesai pada 31 Oktober 2014.

 

Terwujudnya Bukit Doa Watomiten berkat jasa dan kerja keras Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur dan Wakil Bupati Viktor Mado Watun (2011-2016). Ide awalnya datang dari mereka berdua.

 

Tak boleh lupa juga disebut peran sang arsitek yang merancang pembangunan bukit doa termasuk 14 patung di 14 perhentian/stasi yang ternyata adalah seorang Muslim bernama Eko Priono asal Yogyakarta.

14 STASI JALAN SALIB

Terdapat 14 stasi atau perhentian, tempat di mana didirikan patung setinggi 2-3 meter berwarna merah tembaga yang melukiskan kisah sengsara Yesus Kristus. Di antaranya menggambarkan saat Yesus ditangkap, dijatuhi hukuman mati, memanggul salibnya, terjatuh untuk pertama kalinya, berjumpa dengan ibunya, ditolong oleh Simon dari Kirene, Veronica mengusap wajah Yesus, terjatuh untuk kedua kalinya, wanita Jerusalem meratapinya, terjatuh untuk ketiga kalinya, Yesus dipaku di kayu salib hingga wafat, diturunkan dari salib, dan kemudian dimakamkan. Pengunjung dapat melakukan ibadat Jalan Salib di sini, berjalan kaki dari bawah ke atas. Dan hampir setiap tahun digelar Jalan Salib dan Jumat Agung di lokasi ini.

 

Yesus memanggul salib

 

Yesus jatuh untuk ketiga kalinya

 

Yesus dipaku di kayu salib

 

Di bagian paling atas dibangun Patung Maria Bunda Segala Bangsa setinggi 7 meter dengan penyangga beton di bawahnya 4 meter sehingga tinggi total mencapai 11 meter. Di bawah patung Bunda Maria terdapat dua dinding saling berhadapan yang disemati panel-panel nama para penyumbang.

 

Patung Maria Bunda Segala Bangsa

 

Dinding yang disemati panel-panel nama para penyumbang

 

Dari area teratas ini terlihatlah pemandangan Selat Boleng dengan latar Pulau Adonara dan Gunung Ile Bolengnya. Hamparan laut serta perbukitan di sekitarnya termasuk BCL di sebelah kanannya menambah eksotis pemandangan.

 

Pemandangan Selat Boleng dengan latar Pulau Adonara dan Gunung Ile Bolengnya

 

APAKAH BERAT MENGEKSPLORNYA?

Kalau Trippers hanya hendak mengeksplornya, melewati dan melihat patung di setiap stasi, dan nggak mau capek, mulailah dari atas, dari patung Bunda Maria. Lalu jalan perlahan-lahan sampai bagian terbawah. Seperti sudah dijelaskan di atas, suasananya rimbun, teduh, banyak pepohonan. Jalurnya ada yang berupa tangga-tangga batu, jalur berpasir, juga tanah merah. Secara keseluruhan tidak berat. Waktu yang dibutuhkan termasuk sambil mengamati setiap stasi, menikmati pemandangan, dan berfoto-foto hanya 30-45 menit. Di ujung rute sudah menunggu mobil yang selepas menurunkan kita di puncak bukit langsung memutar dan menunggu di sini.

 

Rombongan MyTrip memulai dari atas

 

Jalur tangga-tangga batu

 

Jalur berpasir

 

Jalur tanah merah, sangat teduh

 

Mobil sudah menunggu

 

Tapi kalau Trippers hendak melakukan ibadat Jalan Salib tentu mesti memulainya dari bagian bawah. Siapkan tenaga karena di beberapa bagian jalur menanjaknya cukup terjal.

 

Yuk ikut MyTrip ke Lembata. Just Pack & Go to Lembata 29 April-6 Mei 2025. Hubungi 0811821006.

 

 

Teks & Foto: Mayawati NH (Maya The Dreamer)
Comment