KALUMA SANUR: SAJIAN SEDAP DI SEMILIR ANGIN PANTAI SANUR 2024-06-15 22:15

Duck Leg Confit, salah satu sajian di Kaluma Bar & Restaurant

 

Bagi yang penat dengan kemacetan Canggu atau riuh-rendahnya daerah Kuta, Sanur selalu bisa menjadi andalan untuk merasakan Bali yang santai, tenang, dengan beach vibe tempo doeloe yang masih relevan sampai sekarang. Mengapa relevan? Karena banyak juga tempat-tempat modern yang baru dibuka --The Icon Mall misalnya, dan ada satu pendatang baru yang layak diperhitungkan: Kaluma Bar & Restaurant.

 

Kaluma Bar & Restaurant

 

Meskipun konsepnya baru, namun "the men behind the kitchen"-nya bukan orang baru: tim ini juga mengelola Bucu Sanur, Warung Pregina, dan Sand Bar. Tak heran, jika sejak datang pelanggan sudah disambut standar yang tinggi: interior yang cantik, pencahayaan yang elegan, pelayan yang ramah, serta alunan live music yang merdu. Apalagi, semilir angin dari Pantai Sanur yang hanya satu blok saja dari sini, membuat suasana semakin syahdu!

 

Pencahayaan yang elegan di Kaluma Bar & Restaurant

 

Live music di Kaluma Bar & Restaurant

 

Makanannya bagaimana? Menunya cukup sederhana, menyajikan hidangan Indonesia dan Barat seperti Grilled Chicken Caesar Salad dan Seafood Wok Fried Rice. Kali ini kami memesan Fritto Misto alias hidangan laut yang digoreng tepung dan disajikan dengan saus aioli sebagai appetizer, lalu Seafood Platter, dan Duck Leg Confit. Sambil menunggu makanan datang, kami mengobrol sambil menikmati alunan live music. Rupanya, Kaluma juga punya satu ruangan tertutup yang bisa disewa untuk rapat atau acara khusus.

 

Interiornya membuat nyaman buat mengobrol

 

Fritto Misto hadir pertama kali sesuai urutan, dan penyajiannya langsung menunjukkan profesionalitas Kaluma. Irisan udang, cumi, dan ikan yang digoreng tepung, disajikan dengan saus aioli (bawang putih dan minyak zaitun), di atas kertas berlogo Kaluma dan piring cantik beserta sayuran yang digoreng kering. Cocolan aioli ini rasanya asam segar, langsung membawa citarasa Mediterania.

 

Fritto Misto

 

Kemudian, Duck Leg Confit hadir dengan presentasi menarik: kulit bebek coklat mengkilap dan renyah sempurna. Hmmm, sedap! Betul saja: renyah di luar, lembut di dalam, disajikan bersama kentang tumbuk dan ada semacam bumbu di atasnya. Apa ini? Ini cassoulet, hidangan Prancis semacam semur dari kacang-kacangan dan daging. Kalau biasanya kentang tumbuk rasanya cenderung hambar, adanya cassoulet membawa rasa asin-gurih, tekstur daging, dan kacang rebus yang tajam mengingatkan saya pada saos Taco ala Mexico. Meriah! Cassoulet dan kentang menjadi pendamping yang cocok bagi duck leg confit sehingga hidangan ini ludes dalam sekejap.

 

Duck Leg Confit

 

Seafood Platter juga tidak mengecewakan. Hidangan laut yang dipanggang dengan bumbu Bali ala Jimbaran: udang, kerang, ikan, dan cumi. Rasanya sedap dan bumbunya otentik! Disajikan dengan sejumput sayuran ala lawar Bali.

 

Seafood Platter

 

Kemudian, kami memutuskan menambah dua hidangan: Tomato Salad dan Beef Rendang. Tomato Salad hadir dengan saus pesto dan krim keju, dengan irisan tomat segar dan paprika yang langsung menggugah selera. Rasanya sangat segar, dan saus pesto ternyata cocok bahkan dengan tomat lokal. Kemudian Beef Rendang juga hadir otentik: memang tidak terlalu pedas, tapi racikan bumbunya lengkap dan ditambah sambal hijau yang pedas menyegarkan. "Ini yang masak asli Padang Pak... Padang Sambian Denpasar!" kata staf sambil bercanda.

 

Tomato Salad

 

Beef Rendang

 

Sebagai makanan penutup, kami memesan Panna Cotta dan Chocolate Mousse. Panna Cotta hadir dengan mangkok keramik cantik dan penyajian ciamik: berwarna putih dan dibubuhi kompot buah beri, potongan kembang gula, dan irisan jeruk. Rasa manis panna cotta beraroma kelapa berpadu dengan asam tajam kompot dan jeruk, membuat harmoni rasanya jadi menarik. Dua-duanya cocok disantap di tengah suasana outdoor di bawah bulan purnama yang mulai menyembul dari balik awan.

 

Panna Cotta

 

Chocolate Mousse

 

Setelah selesai santap malam, kami masih betah ngobrol di Kaluma dengan ditemani live music dan semilir angin Pantai Sanur yang terus membelai kami. Sebentar lagi proyek apartemen di depan restoran akan selesai sehingga pemandangan di depan akan lebih bagus --tapi suasana santai dan luas di Kaluma sekarang saja sudah cukup membuat saya akan datang ke sini lagi kalau sedang di Bali. Sanur memang sedang berbenah --dan memang harus berbenah supaya tidak ketinggalan zaman! Apakah Sanur akan menjadi riuh-rendah seperti daerah lainnya? Saya rasa tidak. Sejak Keluarga Waworuntu membuka bar pertama di Sanur tahun 1950-an sampai sekarang, jiwa Sanur tetap terjaga: ada ketenangan elegan yang menjadi tema. Belum lagi, warga dan pemangku adat di Sanur selalu setia menjaga jiwa Sanur agar tetap menjadi Bali yang elegan, nyaman, tapi juga modern!

 

Bar Kalumas

 

Sorak yang bisa dipesan di Bar Kaluma

 

Kaluma Bar & Restaurant

Jl. Danau Tamblingan No. 64

Sanur, Denpasar Selatan

Bali

Instagram: @kalumasanur

 

Tentang penulis: Harry Nazarudin atau biasa disapa Harnaz adalah salah satu pendiri Komunitas Jalansutra, penulis kuliner yang telah menulis buku Kimia Kuliner, dan bersama Bondan Winarno (kini telah almarhum) dan Lidia Tanod menulis buku 100 Mak Nyus. Harnaz juga memiliki channel Youtube “Kimiasutra” –Menjelaskan Kimia dalam Bahasa Manusia. Buku terbarunya yang diluncurkan tanggal 25 Maret 2021 adalah Nasgor, Makanan Sejuta Mamat.

 

 

Teks & Foto: Harnaz Tagore (Harry Nazarudin)
Comment