View maksimal dari Puncak Gunung Kencana
Yang suka cari keringet dengan mendaki gunung dan tinggalnya di Jabodetabek enak banget deh pokoknya! Banyak banget pilihannya, bisa tektok dan pulang hari, dan tentunya murah meriah. Kali ini MyTrip pilihkan Gunung Kencana yang ada di Bogor Jawa Barat. Pendakian pada 27 Agustus 2025 kami mulai dari parkiran Telaga Saat yang ada di kawasan Puncak Bogor. Yep, Gunung Kencana memang bisa juga didaki dari Sukamakmur Jonggol, tapi itu Gunung Kencana 2. Dari info yang kami terima, view-nya lebih bagus Gunung Kencana 1 yang dari Telaga Saat. Dan pilihan kami nggak salah. View-nya super! Gunung Gede-Pangrango jelas terpampang di depan mata bahkan sejak dari titik awal. Gunung Salak pun terlihat meski agak jauh. Pokoknya ciamik!
NAIK MOBILNYA KE MANA DULU?
Arahkan Google Maps ke The Ciliwung Tea Estate. Kalau berangkat dari Jatiwarna Bekasi atau area Taman Mini Jakarta Timur seperti MyTrip, waktu tempuh normal +/-1 jam. Ini kalau tanpa macet ya. Ada retribusi yang harus dibayar sebesar Rp25.000 per orang yang bisa ditukar dengan minuman teh di restorannya (dekat parkiran). Parkir mobil Rp10.000. Dari situ ikuti petunjuk sampai ke Telaga Saat. Parkir di situ. Pendakian dimulai dari sini. Yang mau ke toilet dulu, ada toilet di sini.
Tempat parkir di Telaga Saat
O ya kalau Trippers naik motor sih masih bisa lanjut sampai ke Warung Pak Unang dan parkir di situ.
BAGAIMANA KONDISI TREKNYA? BERAPA DURASI YANG DIBUTUHKAN?
Dari Telaga Saat tentu yang kita lewati jalur yang datar-datar aja, melewati perkebunan teh. Ada tanjakan pun landai. Enteng lah. Yang bikin kurang enak tuh jalurnya berupa bebatuan. Memang sudah tersusun tapi pedas terasa di telapak kaki, terutama kalau sepatu trekking kita kurang tebal solnya. MyTrip mulai berasa pedas pas pulangnya sih. Perginya kami masih semangat, selain karena masih pagi dengan udara yang sejuk, juga langit cerah terbuka, menampakkan Gunung Gede-Pangrango. Bahkan setelah melewati beberapa tikungan akhirnya Gunung Salak pun terlihat meski lebih jauh dan samar.
Jalur bebatuan dari Telaga Saat menuju basecamp Gunung Kencana
Penampakan pertama Gunung Gede-Pangrango di jalur pendakian
Gunung Salak pun terlihat setelah beberapa kali tikungan
Kami tak henti-henti mengabadikan penampakan Gunung Gede-Pangrango. Maju beberapa puluh langkah, menoleh ke kiri, eh kok angle-nya beda. Berhenti lagi, motret lagi. Jadi pedasnya kaki tak terasa. Terlalu excited dengan keberuntungan yang kami dapat hari itu: cuaca super ekstra cerah! Beberapa penampakan Gede-Pangrango yang kami capture bisa dilihat di bawah ini.
.jpg)
.jpg)
.jpg)
Bahkan kami sempat berhenti cukup lama di sebuah sekolah dasar. SD Negeri Cikoneng, Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Gilaaaaa…. murid-murid SD ini terberkati sekali tiap hari bisa melihat Gunung Gede-Pangrango dan Gunung Salak dalam satu kali lempar pandangan. Boleh nih dinobatkan sebagai sekolah dasar dengan pemandangan tercantik. Nggak kalah dengan SD Negeri Saenam di Nunkolo Pulau Timor NTT.
Pemandangan cantik di SD Negeri Cikoneng, Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor
Penampakan Gede-Pangrango makin jelas
Penampakan Gede-Pangrango makin jelas
Kami tiba di Warung Pak Unang, memakan waktu sekitar 1 jam 45 menit dari Telaga Saat. Dan ini belum sampai di kaki Gunung Kencana atau basecamp atau gerbang awal pendakiannya. Jadi kalau pakai motor bisa sampai sini lumayan menghemat tenaga dan waktu memang.
Sambung jalan kaki lagi sampai ke gerbang pendakiannya sekitar 10-15 menit. Bayar retribusi per orang Rp20.000. Jadi dari parkiran Telaga Saat sampai basecamp total kami berjalan hampir 2 jam. Tergolong lama memang karena kami banyak berhenti foto-foto. Di basecamp ini ada warung tapi waktu MyTrip melakukan pendakian di hari kerja, warungnya tutup.
Tiba di basecamp Gunung Kencana
Jangan lupa, sebelum melanjutkan pendakian yang sesungguhnya, istirahat dan nikmati pemandangan dulu. Karena kalau kita duduk memunggungi Gunung Kencana-nya, maka terlihat di hadapan kita Gunung Gede-Pangrango nan gagah menjulang. Ya memang udah dari awal pendakian pemandangan gunung ini mengiringi langkah kita, tapi tetap rasanya beda dan sudut pandangnya pun beda. Mewah sekali!
Gunung Gede-Pangrango nan gagah menjulang terlihat dari basecamp
Nah mulai dari sini barulah kita memasuki jalur yang disebut Jalur Sambalado. Jalurnya berupa jembatan kayu menanjak. Seperti apa bentuk susunan kayu-kayunya, silakan lihat foto di bawah ini ya. Nggak rata kayu-kayunya dan menanjaknya lumayan curam, sehingga terasa pedas di kaki. Makanya diberi nama Jalur Sambalado.
Jalur Sambalado
Jalur Sambalado
Tenang, jalur ini nggak panjang kok. Dengan jalan perlahan dan hati-hati memakan waktu 10-15 menit. Panjangnya berapa meter, MyTrip kurang paham. Sumber-sumber mengatakan antara 100-200 m.
Lepas dari jembatan, jalurnya berupa tanah merah dengan akar-akar pohon di sana-sini. Tanjakannya bervariasi, ada yang terjal ada yang landai. Tapi terjalnya nggak sampai bikin dagu ketemu dengkul kok. Di beberapa bagian sulit dan terjal sudah dibuatkan undakan-undakan dari kayu. Terhitung sangat moderat, cenderung biasa aja buat yang sudah sering naik gunung. Tapi bukan berarti nggak bikin capek. Tetap butuh berhenti istirahat beberapa menit. Yang menguntungkan adalah hampir semua jalur teduh karena banyak pohon tinggi.
Jalur pendakian selepas dari Sambalado
Jalur pendakian selepas dari Sambalado
Kami menyelesaikan jalur tanah merah ini sampai puncak sekitar 45 menit. Jadi cukup sesuai dengan perkiraan yang disebut beberapa sumber di internet kalau dari basecamp sampai puncak dibutuhkan waktu pendakian total sekitar 1 jam.
Sesaat sebelum puncak
BAGAIMANA KONDISI PUNCAKNYA?
Puncaknya cukup luas berupa tanah merah rata. Ideal buat mendirikan tenda bagi yang mau bermalam di gunung. Bagian depan, di hadapan kita, terbuka 180 derajat dengan pemandangan lembah, Gunung Gede-Pangrango dan Gunung Salak di kejauhan. Bagian belakangnya, sisi jalur pendakian, berupa hutan.
Puncaknya luas
Gunung Gede-Pangrango terlihat dari puncak
Gunung Salak terlihat dari puncak
Ada plang sederhana di puncaknya ini, bertuliskan “Mt. Kencana 1803 mdpl”. Tidak ada fasilitas apa pun di atas sini. No warung, no toilet.
Plang “Mt. Kencana 1803 mdpl”
Berfoto di plang “Mt. Kencana 1803 mdpl”
Pemandu yang mendampingi kami mendaki membawa fly sheet untuk alas duduk. Nikmat sekali duduk-duduk santai sambil melempar pandangan.
Jam 11-an siang awan mulai bermunculan, perlahan menutupi Gunung Gede-Pangrango. Itulah kenapa disarankan memulai pendakian maksimal pukul 07.00 kalau dari Telaga Saat, walaupun gunungnya pendek dan waktu pendakian tergolong singkat. Kalau dari basecamp ya maksimal jam 09.00. Supaya nggak kehilangan kesempatan menikmati pemandangan laksana lukisan dari puncaknya ini.
Awan mulai menutup pemandangan
JALUR TURUN SAMBALADO
Saat turun di Jalur Sambalado, kita nggak lewatin jembatannya lagi tapi lewatin terowongan di bawahnya. Jalurnya berupa undakan dan tangga-tangga dari kayu yang tak beraturan. Perlu kehati-hatian. Tenaga cukup terkuras.
Masuk terowongan Jalur Sambalado
Begini kondisi undak-undakan di jalur terowongan Sambalado
Di Jalur Sambalado baik naik maupun turun, trekking pole harus dipendekkan atau dilipat. Agak repot memang. Tapi saran MyTrip, trekking pole tetap dibawa karena diperlukan di jalur tanah yang ada tanjakan dan turunannya.
DISARANKAN SEWA PICKUP, JEEP, ATAU OJEK
Nah PR-nya adalah kembali melewati jalur bebatuan di antara kebun the. Dalam kondisi sudah lelah, pemandangan gunung sudah tertutup awan, panas pula. MyTrip sarankan sewa mobil pickup, jeep atau ojek untuk menjemput. Mendingan bayar mahal tapi nggak kecapekan. Sayang, MyTrip nggak punya infonya soal penyewaan ini tapi bisa ditanyakan saat di loket Tea Estate.
Gimana, tertarik mendaki Gunung Kencana?