Bukit Tuamese
Bukit yang sekilas mirip Pulau Padar di TN Komodo tapi banyak yang menyebutnya mirip Raja Ampat ini baru mulai dikunjungi wisatawan di luar Pulau Timor NTT akhir 2018. Bukit Tuamese memang cantik dan Instagrammable. Wajar kalau menjadi destinasi incaran. MyTrip pertama kali mengunjunginya Juli 2018 saat masih sangat sepi. Dan setelah itu MyTrip pun selalu mengajak rombongan ke sini dalam setiap open trip yang sudah 3 kali diadakan. Trippers kalau mau berkunjung sendiri juga bisa, sini MyTrip bantu kasih panduannya yang terkini.
Baca juga: “Jadilah Orang Jakarta Kedua yang Datang ke Bukit Tuamese di Timor”
BAGAIMANA CARA KE BUKIT TUAMESE?
Bukit Tuamese berada di Desa Tuamese Kecamatan Biboki Anleu Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Lokasinya di antara Kota Kefamenanu (Ibu Kota TTU) dan Kota Atambua (Ibu Kota Kabupaten Belu).
Untuk mencapainya, kalau dari Jakarta tentu terbang dulu ke Kota Kupang (Ibu Kota Provinsi NTT) di Pulau Timor. Ada penerbangan transit di Surabaya atau Denpasar maupun penerbangan langsung. Penerbangan langsung durasinya 3 jam. Kemudian dari Kupang naik mobil sewaan ke Kefamenanu, durasinya kalau nonstop sekitar 5 jam.
Sampai di Kefamenanu tentu sudah agak kesorean kalau mau langsung ke Bukit Tuamese. Jadi bermalam dulu di Kefamenanu. Ada cukup banyak pilihan hotel, tapi nggak ada chain hotel ya. Besoknya barulah sambung lagi dengan mobil ke Bukit Tuamese melalui Wini, memutari pegunungan. Bonusnya pemandangan cantik sepanjang perjalanan. Dari Kefamenanu ke Bukit Tuamese antara 2,5 sampai 3 jam.
Alternatif lain, dari Kupang naik pesawat ke Atambua selama 45-50 menit. Tapi untuk rute ini tidak ada penerbangan setiap hari. Kemudian dari Atambua naik mobil atau motor melewati Desa Pono lalu masuk ke Desa Tuamese. Perjalanan sekitar 1 hingga 1,5 jam.
Baca juga: “Cantiknya PLBN Wini di Pulau Timor dengan Latar Pegunungan”
BAGAIMANA KONDISI JALAN KE BUKIT TUAMESE?
Begitu masuk melewati pertigaan bersiaplah dengan kondisi jalan yang sedikit bergelombang, bukan aspal, dan berdebu. Tapi jalanannya nggak rusak, nggak turun-naik, dan nggak berkelak-kelok. Masih sangat aman untuk dilalui mobil sedan sekalipun. Waktu tempuh dari pertigaan ini sampai lokasi parkir 25-30 menit.
Jalan masuknya setelah pertigaan seperti ini, bukan aspal
Jalanan berdebu dan gersang
Trippers akan disambut gapura putih bertuliskan “Selamat Datang di Bukit Tuamese”. Parkiran cukup luas, sudah nggak bareng-bareng kuburan lagi, karena lokasinya kini sudah digeser agak menjauh dari kuburan.
Gapura selamat datang
Suasana parkirannya
PERLU TREKKINGKAH UNTUK MENCAPAI SPOT FOTO CANTIKNYA?
Sekarang sudah ada tangga batu yang rapi dan aman untuk memudahkan pengunjung mencapai spot foto utamanya. Jadi nggak perlu lagi melangkah berhati-hati di jalur berbatu kerikil yang lumayan terjal. Durasi naik tangganya nggak sampai 5 menit!
Naik tangga seperti ini
Jalur tangganya rapi dan aman
TAPI JANGAN PUAS HANYA SAMPAI SPOT PERTAMA YA!
Di spot foto pertama yang dulu berupa onggokan batu karang yang bisa dipijak kini sudah dibangun wahana foto berupa teras dan kerangka berbentuk love. Kekinian, hehe.
Wahana foto
Posisi wahana fotonya di sebelah kiri dari tangga
Bagi yang kurang suka, tenang, jangan sedih, ada spot lainnya. Naik saja lagi ke atas, ke arah sebelah kanan. Sudah nggak ada tangga batunya sih. Melainkan jalur asli berupa tanah berpasir dan berbatu kerikil. Lumayan terjal, tapi nggak sulit-sulit amat.
Jalur naik menuju ke plang tulisan
Awalnya kita akan melihat pemandangan yang belum sempurna seperti foto di bawah ini.
Lalu akan terlihat tulisan “BUKIT WISATA TUAMESE” besar-besar dan warna-warni. Boleh berhenti dulu di sini, berpose-pose di antara huruf-hurufnya.
Berpose-pose di “BUKIT WISATA TUAMESE”
Naik lagi sampai posisi tiang bendera putih itu
Lanjut naik lagi, nggak terlalu jauh kok. Di situ ada tiang bendera berwarna putih. Dan ke arah depannya tak terhalang. Menampilkan pemandangan utama Bukit Tuamese dalam bingkai yang sempurna.
Pemandangan utama Bukit Tuamese
Spot favorit berfoto
Terbentang pemandangan tanjung kecil yang seperti pulau terpisah yang menjadi ciri khas Bukit Tuamese. Tanjung ini dikelilingi laguna berwarna hijau gelap kecokelatan, diselingi pasir putih. Air di laguna ini berasal dari laut yang berada di belakangnya. Tampak juga gerumbulan pepohonan, satu-dua pohon lontar, yang semua tampil lebih hijau kala musim hujan atau baru lepas dari musim hujan.
Pemandangan khas Bukit Tuamese dari spot utamanya
Spot utama, angle sebelah kiri
Lebih hijau
Di bagian luar tanjung kecil itu terlihat ada tambak-tambak garam. Di belakangnya lagi membentang tanjung lainnya yang cukup tinggi sehingga garis pantai lautnya pun tak terlihat.
Tambak-tambak garamnya lebih terlihat dari tempat yang lebih tinggi
Bahkan jika Trippers naik lagi terus ke sebelah kanan hingga ke bagian bukit yang paling tinggi, garis pantainya tetap belum terlihat. Tapi tetap worth untuk berlelah-payah naik sampai ke bagian ini karena angle-nya berbeda. Pokoknya, setiap kali melangkah ke atas, jepretkan kamera. Turunnya harus lebih hati-hati karena bisa saja terpeleset karena batu kerikilnya.
Jalur naik ke arah puncaknya
Angle dari puncak berbeda
Salah satu angle di puncaknya
Garis pantai dengan air yang biruuuu dan deretan pohon lontar akan terlihat kalau kita melihat ke arah sebaliknya.
Arah sebaliknya, terlihat birunya air laut
BEBERAPA TIPS DAN PANDUAN
- Kalau mau sepi, datanglah ke Bukit Tuamese siang hari saat matahari sedang galak-galaknya. Tantangannya tentu saja panas, apalagi areanya hampir seluruhnya terbuka. Tempat berteduh hanya di bawah pohon yang hanya ada satu-dua di sini.
Salah satu tempat berteduh
- Di sore hari banyak warga lokal yang datang. Trippers harus bersaing untuk mendapatkan jatah berpose di spot-spot utamanya.
Saat sepi, pose di sini puas, tanpa antre
- Kalau takut panas, berpayunglah. Nggak ribet, ‘kan sudah ada tangga-tangga. Tapi kadang anginnya kencang.
- Jangan lupa oleskan sunblock ke wajah terutama sebelum naik ke atas bukit.
- Kenakan alas kaki yang nyaman, terutama kalau mau naik terus sampai ke spot tiang bendera maupun ke atasnya lagi. Kalau hanya sampai spot “lope-lope” pakai sendal pun bisa.
- Untuk memudahkan naik ke titik tertingginya, bawalah trekking pole. Tapi tanpa trekking pole pun tetap bisa dan aman.
- Harap hati-hati saat berpose di ujung tebing karena tidak ada pagar pengaman.
- Hanya ada 1 toilet di area parkir. Itu pun harus minta dibukakan dan diisi airnya oleh petugas atau anak-anak yang ada di area parkir.
- Tidak ada warung makan, bahkan yang menjual air minum pun tidak ada. Jadi bawalah perbekalan sendiri. Tapi perbekalan nggak perlu dibawa naik, ditinggal saja di mobil. Air minum boleh aja dibawa naik kalau nggak ribet. Tapi nggak dibawa naik pun nggak apa-apa, minum saja dulu sebelum naik, dan minum lagi setelah balik ke mobil.
- Anak-anak dan lansia bisa ke sini, terutama ke spot “lope-lope”-nya. Untuk ke atasnya lagi, mungkin perlu dibantu, terutama saat turun.
- Jangan lupa beli gula aren yang dijajakan di sini. Asli produk rumahan.
- Durasi yang perlu dialokasikan di sini minimal 1 jam, terutama jika mau naik sampai paling atas. Kalau sampai spot “lope-lope” aja sih total durasi untuk naik turun dan pose-pose 30 menit cukup.
- Tidak ada tiket masuk, tapi per mobil bayar Rp10.000.
Ingin ke Bukit Tuamese tinggal just pack & go? Join saja open trip MyTrip Timor Overland 31 Mei - 7 Juni 2023. Hubungi 0811821006 untuk info detail.