NASI GORENG CAKALANG KECOMBRANG, FUSION ALA TANGERANG! 2021-03-14 12:10

 

Cakalang dan kecombrang, bak garam di laut dan asam di gunung. Jarang ketemu! Tetapi di RM Kembang Bawang Tangerang, kedua unsur ini bertemu mesra dalam sepiring nasi goreng. Ternyata serasi mesra, ditemani pedasnya cabe rawit tentu saja!

 

Sebenarnya komponen cakalang dan kecombrang dalam nasi goreng ini termasuk “fusion”, karena tidak ada versi “asli”-nya di Indonesia. Kecombrang umum digunakan di kuliner Sumatera bagian Utara atau Priangan Timur di Jawa Barat. Sementara cakalang asap, adalah khas Minahasa di Sulawesi Utara. “Salah satu kerabat saya yang memberi ide, coba deh bikin nasi goreng cakalang kecombrang!” kata Mario Dalimartha, chef di RM Kembang Bawang di Alam Sutera, Tangerang, Banten.

 

Baca juga: "Hidangan Tionghoa Klasik Indonesia"

 

Kunci sukses sebuah restoran yang menghadirkan menu Indonesia “biasa” seperti nasi goreng, hanya satu: eksekusi setiap komponennya yang harus fresh, segar, sempurna. Salah satu komponen saja yang “off”, maka tidak akan ada bumbu canggih atau piring keramik cantik yang akan menutupinya! Dan inilah yang dilakukan oleh RM Kembang Bawang.

 

Acarnya selalu fresh dan segar, asam cantik dengan aroma semriwing untuk bawangnya. Warnanya pun selalu cerah! Bulir nasinya pun bukan sembarangan. Dari warna yang berbeda pada beberapa bulirnya, kita bisa menebak bahwa nasi goreng ini tidak dimasak hanya dari satu macam beras, tetapi dari beberapa macam beras supaya diperoleh tekstur yang tepat antara yang keras (pera) dan yang lembut. 

 

 

Setelah beras dan acar, komponen berikutnya adalah bumbu. Inilah kunci jurus tiap gerobak nasgor, rahasia wajan tiap warung! Di Semarang ada bumbu gongso, di Aceh ada bumbu kari. Kembang Bawang tentu punya jurus sendiri, dan Chef Mario sudah mendeklarasi: non-msg! Tapi, kok bisa rasanya tetap gurih sedap?

 

Baca juga: "Alternatif Makan Pempek dan Soto Enak di Tangerang: Kedai 838"

 

Ya, kecombrang adalah penyedap alami! Ketika dicincang dan ditumis bersama nasi, komponen glutamat alami merambah ke hidangan, membuatnya tetap gurih namun ada rasa asam yang menyertai. Rasa asam inilah yang kemudian dipadankan dengan cakalang asap yang asin-gurih. Hasilnya adalah aroma komplit, dari dasar sampai ke langit-langit mulut, yang menyertai setiap sendoknya! Mantap.

 

 

Namun, jurus Kembang Bawang bukan cuma itu. Jika kita intip ke dapur, sesekali nampak kilapan cahaya kuning seperti lampu kilat kamera. Apakah itu? Ya --wajan, api besar, dan goyangannya! Goyangan inilah yang disebut “wok hei” alias “napas wajan”, konon adalah rasa khas yang didapat dengan melemparkan nasi ke udara saat digoreng dengan wajan. Konon, udara panas di atas wajan memberikan aroma sedap khusus pada nasi, yang akan memberikan rasa khas. Jurus goyangan inilah yang juga dikuasai oleh setiap chef nasi goreng!

 

Yuk, cicipin nasgor unik ini di Tangerang!

 

RM Kembang Bawang

Ruko ASTC Blok B10 No 45

Alam Sutera, Tangerang

0878 7871 0008

 

Penulis bersama Mario Dalimartha, chef RM Kembang Bawang yang sedang memegang buku Nasgor, Makanan Sejuta Mamat 

 

Tulisan ini dibuat dalam rangka peluncuran buku Nasgor, Makanan Sejuta Mamat karya Harnaz tanggal 25 Maret 2021.

 

Tentang penulis: Harry Nazarudin atau biasa disapa Harnaz adalah salah satu pendiri Komunitas Jalansutra, penulis kuliner yang telah menulis buku Kimia Kuliner, dan bersama Bondan Winarno (kini telah almarhum) dan Lidia Tanod menulis buku 100 Mak Nyus. Harnaz juga memiliki channel Youtube “Kimiasutra” –Menjelaskan Kimia dalam Bahasa Manusia. Buku terbarunya yang diluncurkan tanggal 25 Maret 2021 adalah Nasgor, Makanan Sejuta Mamat.

 

 

Teks & Foto: Harnaz Tagore (Harry Nazarudin)
Comment